Police and People
Should I made a bi-lingual post about this topic? I'd really like to let foreigners know about this shit in Indonesia. Maybe in Bahasa first, I'll add the English one if I'm done with the Bahasa first. Please wait patiently, foreigners :p
PEOPLEEEEE I'M REALLY SICK WITH THIS SHIT HAPPENED IN INDONESIA. Okay, apology first. I might use some rude and offensive language, but I'm not gonna overdo this. I only tell what really happened, and people should know.
Yang berdomisili di Jakarta pasti udah tau what is this about. Yes, ini tentang miss @litastephanie yang dijebak oleh polisi dalam sebuah razia. Entah razia bener entah razia cari duit. BAYANGKAN, DIJEBAK OLEH ORANG YANG SEHARUSNYA MELINDUNGI MASYARAKAT. How cool is that shit?!
Jadi begini ceritanya menurut detikNews.
Jakarta Jagad twitter ramai dengan kisah Lita Stephanie. Pemilik akun @litastephanie ini menuliskan ceritanya yang hampir dijebak oknum polisi karena kepemilikan benda yang disebut sebagai narkoba. Padahal, Lita sama sekali bukan pengguna narkoba.
Saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (19/6/2012), Lita yang bekerja di sebuah event organizer ini membenarkan cerita yang ditulisnya di twitter. Dia pun menuturkan, kronologi kejadiannya.
"Saat itu saya baru pulang dari Kemang, melintas di kawasan Bangka. Di sana sudah ada razia dari pihak kepolisian," kata Lita.
Sebagai warga negara yang taat, tentu dia mengikuti perintah petugas agar menepikan Innova yang ditumpanginya bersama karibnya, Yasmin. Sejatinya, dari Kemang, Lita hendak pulang ke rumahnya di kawasan Tebet. Saat itu jam menunjukkan pukul 01.30 WIB, Selasa 19 Juni.
"Polisinya langsung mengarahkan senter ke wajah saya. Dia meminta kita membuka pintu mobil dan turun dari kendaraan," terang Lita.
Nah, entah bagaimana, tiba-tiba seorang polisi berteriak. Dia mengaku menemukan obat-obatan yang dituding sebagai milik Lita dan Yasmin. Setelah itu, polisi meminta agar bagasi kendaraan dibuka. Di sana, ada kotak P3K, sejumlah obat pusing dan obat alergi.
"Di kotak P3K ditemukan obat alergi, itu juga dituding sebagai narkoba," terang Lita.
Hingga kemudian perdebatan dengan polisi terjadi. Lita dan Yasmin ngotot. Mereka berdua meminta agar dilakukan cek darah dan urine. Karena di sekitar lokasi ada apotek, dia meminta polisi itu melakukan pemeriksaan obat tersebut ke apotek.
Namun, polisi tetap ngotot, bahwa obat-obatan yang dimiliki Lita dan temannya merupakan narkoba. Keduanya pun merasa diintimidasi petugas yang memakai seragam lengkap dan seorang petugas Provost. Hampir 1 jam dia diminta berdiri merapat ke tembok dan tidak kemana-mana.
"Kita dibentak-bentak juga, seperti tertuduh, padahal itu obat alergi. Dan obat yang ditemukan polisi itu bukan punya kita," terang Lita.
Akhirnya, Lita pun menelepon adiknya. Petugas polisi itu sempat melarang, namun Lita tetap ngotot. Akhirnya sang adik datang, kemudian berbicara baik-baik kepada petugas tersebut dan menyebut kakak dan temannya bukan pemakai, sama sekali jauh dari narkoba.
"Karena polisinya terus ngotot, dan dengan amat sangat terpaksa, adik saya menyebut kenalannya seorang perwira tinggi di Polda Metro. Setelah menyebut nama perwira tinggi itu, polisi yang semula ngotot menjadi ramah," tutur Lita.
Sikap oknum polisi itu kemudian berubah 180 derajat. Mereka juga menyebut obat-obatan yang disita itu sebagai obat alergi. Malah Lita yang dituding bersikap reaktif. Tidak lama, Lita pun diperbolehkan pulang. Lucunya, polisi malah memberi 4 butir obat, yang sebelumnya disebut sebagai narkoba. Padahal, obat-obatan itu bukan milik dia. Milik Lita hanya obat alergi.
"Saya jadi trauma dengan kejadian ini, bagaimana dengan yang lain yang langsung ketakutan kalau kena dituding punya obat," tutur Lita.
GILA GAK COBA?! POLISI LOH POLISIII. OMG. What the fuck is this shit?! Orang-orang yang seharusnya mengayomi, melindungi masyarakat, malah mengintimidasi dan memeras rakyat gak berdosa. Polisi macam apa ini?
Mereka dengan mudahnya memfitnah orang yang gak pakai narkoba membawa narkoba di dalam mobilnya. Ditaro di dalem kotak P3K. How dumb is that? Kalau mau bawa napza ya ga akan ditaro di P3K lah ya, somewhere else harder to find.
Well, bukan itu masalahnya sih. Masalahnya adalah sikap para oknum polisi yang bisa dengan seenaknya memfitnah masyarakat yang SEHARUSNYA mereka lindungi. Fitnah loh. It's often said, fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Untung dedenya Lita kenal sama petinggi Polda Metro Jaya. Kalau ngga, mungkin cerita ini ga akan kita denger. Bagaimana busuknya oknum polisi.
Kenapa sih polisi bisa-bisanya NGEFITNAH masyarakat? Apa mereka butuh duit tambahan? Di komentar post detikNews ini ada yang bilang juga, yang ga punya kenalan petinggi kepolisian gitu, kalau kena kasus macam ini harus bayar 15-30 juta untuk lepas dari "cekalan". 15-30 JUTA!! Kalau orang ga punya gimana? Lagian punya pun gue yakin ga akan ada yang sudi atau rela ngasiin duit segede gitu ke oknum bajingan yang bisanya meres dari rakyat.
Apa polisi melakukan yang semacam ini karena ingin balik modal kuliah akpol yang gosipnya puluhan juta itu? Kalau pingin balik modal, jangan jadi polisi! Jadi dokter sana! Polisi itu dari dulu diciptakan buat MELAYANI masyarakat. Pelayan masyarakat ya gak seharusnya ngarepin gaji gede atau balik modal, namanya juga pelayan!! Kalau pengen balik modal ya butuh waktu dong, emangnya Indomie, tiga menit beres?! Dokter aja kalau mau balik modal harus modal lebih untuk sekolah spesialis, harus jadi dokter yang bener dulu biar namanya terkenal dan didatengin banyak orang, baru bisa balik modal.
Lah ini masuk akpol kalau tujuannya pengen balik modal sih udah ga bener. Paling ujung-ujungnya jadi polisi gendut di tikungan jalan yang siap sedia "menciduk" orang dan cari-cari alasan APA AJA biar dapet UANG DAMAI.
Dimana-mana kalau jadi PELAYAN itu ga usah deh ngarepin dapet gaji gede. Kalau kerjaan lo bener, mungkin lo bisa naek pangkat dan gaji lebih gede. TAPI selama lo memilih untuk jadi PELAYAN, apalagi pelayan masyarakat, udah deh, gausa muluk-muluk. Gaji cuma segitu ya terima aja, suruh siapa mau jadi pelayan masyarakat?
Mbok akhirnya jadi "pelayan masyarakat" juga bukannya melindungi dan mengayomi masyarakat, malah membahayakan gitu, semua rakyat jadi antipati dong. Kerjanya gak ada hasil, malah sempet-sempetnya nodong dari orang yang harusnya mereka lindungi. ZZZZ. *Even zombies would pass*
Same thing goes for others, contohnya Dewan PERWAKILAN Rakyat. Mereka itu juga PELAYAN MASYARAKAT, tapi apa kerjanya? Korupsiin duit pajak, rakyat jelas males bayar pajak. Buat apa bayar pajak untuk orang ga dikenal, yang bahkan dulu koar-koar mau sampein semua aspirasi rakyat sekarang yang tersisa cuma janji palsu. Bullshit. Mungkin ga semua anggota DPR kaya gitu, tapi dari seluruh anggota, berapa persen sih yang ngga jahanam? Nyampe 5% aja udah sukur amat. Kerjaan cuma "studi banding" ke luar negri, bawa keluarga, pake duit APBN, ITU MAH JUDULNYA WISATA DIBAYARIN RAKYAT. Sementara rakyat kesusahan, kalian malah minta jalan-jalan dibayarin orang susah?! You dumb or amadan or what?! щ(*Д*щ)
Kebanyakan orang Indonesia udah ga punya hati, ga punya moral, ga punya akal sehat. Segalanya dilakukan demi duit. Siapa yang jadi contoh? Ya petinggi-petinggi negara itu lah. Pengennya jadi DPR biar mendadak kaya. Fasilitas kerja enak. Dapet mobil dinas bagus. Sopir pribadi. Gaji gede. Kerjaan ngapain? Pas rapat tidur, ngupil, nonton bokep, maen Angry Birds. Apa aja. Mentang-mentang iPad atau Tab juga dikasih dari negara. Sofa mahal, WC mahal, padahal yg dudukin dan pake cuma pantat-pantat ga berharga. WOI!! WHAT THE FUCK ARE PEOPLE PAYING YOU FOR?!
Ga ngerti, padahal setiap gereja mendoakan pemerintah setiap minggunya minimal 5 kali... Apa doa itu ga sampe ke Tuhan ya, dikorupsi ongkos kirimnya jadi ga nyampe ke surga? Atau mungkin uda sampe ke Tuhan, udah diketuk juga pintu hati para petinggi negara itu, tapi hati dan otak mereka udah ga ada, diganti dengan keegoisan, ketamakan, dosa, dan lain sebagainya? You decide.
Gue harap ga ada lagi orang-orang sebodoh dan sebusuk itu di PEMILU berikutnya. Semoga calon-calon yang maju di pemilu 2014 adalah orang-orang muda berpendidikan, berjiwa sosial tinggi, dan yang paling penting, masih punya hati nurani dan otak.
0 comments