Oh well, yes, I'm sorry, I was hiatus for too long. TOO LONG. I know. My last entry was like months ago. Sorry! :D
Sebelum semakin terlambat, okay, Happy New Year 2012! Too late? better than never lah. Semoga ini bukan terakhir kalinya gue mengucapkan selamat taun baru. Banyak-banyaklah berdoa ya. Hehe..
Dan... Gue mulai sibuk... Sejak minggu kedua Januari 2012 kemaren gue udah dapet kerja... A whole day sit in front of PC, dealing with 3DsMax and Unity. Oh mai gawd. But I love it. Not under pressure, great friends, lab rats (LOL), and great boss. Minggu pertama gue kerja, bos tiba-tiba dateng ke kantor bawa es krim Magnum sekresek buat seruangan. MY BOSS IS THE BEST!! :D
Wait, sebetulnya entry ini bukan tentang itu. Entry kali ini murni dari otak gue ya, gak usah dianggap yang nggak begini tu orang bodoh. Bahahahak. Gak kaya gitu koq, gue cuma mengutarakan isi otak gue.
EARLY MARRIAGE
Why I do this? Karena. tadi siang gue mengutarakan pikiran gue tentang early marriage, and apparently some guys like it. One even favorited it ^_^;; Apa yang gue tulis? Nih.
Yup. That's what I think about early marriage. Kenapa? OMG. Please, ini jaman modern. Kita cewe-cewe tu udah waktunya berkarya. Bukan cuma berkarya di dapur (Sorry, too much 9gag). Dan perkawinan dini itu menghambat. Bener deh. Coba, kalau misalkan kita udah merid di usia 23 aja, kita dapet beasiswa sekolah lagi keluar negri, sukur kalau suami mendukung, tapi kalo ternyata misua ga setuju? Padahal beasiswa ini udah kita impi-impiin dari jaman pharaoh Ramses II masih dagang lotek. One to die for. Tapi suami gak setuju. Nah loh? Sekarang statusnya udah suami, udah kodratnya aja istri hormat sama suami. Kalau kita kabur gak menggubris suami, apa kata tetangga? Istri gelo, ceunah teh.
Belum kalau ternyata sudah ON THE WAY -- if you know what I mean -- semakin sulit lah mencapai cita-cita. Kalau udah brojol, harus urus suami terus urus anak. Apakah kita masih punya waktu untuk mengejar cita-cita? Ngurus bayi dan suami itu bukannya butuh waktu indomie, gak instan. Mana kalau anak bangun midnait nangis-nangis minta susu. Kebangun di tengah malam atau subuh-subuh dan ga bisa tidur untuk beberapa saat itu bikin badan cape berkali lipat.
Itu baru baby... Belum kalau suami minta jatah. Nah loh. Capenya berkalikalikalikalikali lipat. Mengejar cita-cita? Mana sempat~! *ala iklan E*ergen banget*
Gue punya cita-cita suatu saat nanti gue bisa jadi make-up artist buat idol gue.
Kenapa? Gue pengen cubit-cubit pipi mereka atau jambak-jambak rambut mereka tanpa rasa berdosa. Ya gak dicubit atau dijambak beneran sih, paling di-jembew atau di-acak-acak. Hehe. Buat gue, ini adalah goal yang harus gue usahakan. Gue mulai kerja buat nabung demi cita-cita gue ini. Jadi MUA pas udah tua? Kalau gue emang berkualitas, kenapa ngga? Gue suka liat di TV, para MUA yang namanya gede-gede itu rata-rata usia 40an. And still fabulous. Tipuan makeup? Jangan munafik, semua orang suka liat orang cantik. Mungkin cowo-cowo ada yg bilang, "gue lebih suka cewe ga dandan! natural!". Well it's not only you judging. Other people also. Si cewe juga pasti senang dong kalau dia dibilang cantik sama banyak orang? Yang senang memang cewe nya. Tapi ya mgkn it's all worth all her efforts. Dan sebetulnya, makeup itu kalau dipake dengan benar, it's defining your beauty. Not covering your whole fucking face and transform it into another face. Kecuali lo pake foundation dan bedaknya pake sekop, ya itu sih laen cerita.
Kenapa MUA? One day, ada acara di Style Channel, How Do I Look (recommended for girls!), kliennya itu kalau kemana-mana selaluuuuu pake face paint di sebelah mukanya, gambar tengkorak. Always.
Sampe tunangannya nunda-nunda perkawinan mereka karena beda pendapat soal perfect wedding. Si cowo pengen all white, sementara si cewe half-skull ini pengen all black. Black veil, fish net, skull paint. Ya si cowo nya ga mau lah, padahal mereka udah tunangan lima taun. Waktu ditanya, kenapa sih selalu pake face paint kaya gitu? "I don't like my face. I hate it."
Hal itu yang bikin gue makin cinta sama makeup. Pengen bikin orang mencintai diri mereka apa adanya. Ngasih yang terbaik dari gue supaya mereka bisa cinta sama muka mereka sendiri, sama diri sendiri. Dan gue yakin make-up itu membantu. Makanya gue pengen banget jadi MUA.
Balik ke topik early marriage. Sebetulnya kalau lo sudah gak punya cita-cita yang pengen dicapai, atau desperately looking for someone to be married to, silakan. Gue gak bilang early marriage itu haram atau bodoh. Perfect early marriage only happens on K-drama, J-drama, anime, or manga. Karena itu semua cuma rekayasa. Gak selalu seindah itu.
Early marriage is an obstacle. Kenapa sih harus married muda? Karena bonyok juga dulu married umur 23? 24? Atau bahkan 20? Oh mai gawd. This is already third millenium, taun 2012. Bonyok lu merid jaman abad 19 bo, sadar, sadar. Jaman emansipasi belum sekuat sekarang. Jaman anggapan cewe tu gausa sekolah tinggi-tinggi, nanti juga ujung-ujungnya berakhir di ranjang dan di dapur. Itu jaman dulu, bruh. Sekarang? Cewe-cewe udah banyak yang maju. Jadi presiden, menteri, duta negara, penerima nobel award, dll dsb dst dsj. Semua itu butuh otak, perjuangan, kemauan, dan WAKTU. Waktu inilah yang gak akan bisa sebebas itu kalau sudah merid. Right? Half of your life has to be shared with your beloved husband, to create a great communication, great relationship, and deeper love. Time to share? Half your time. Kadang kita sehari 24 jam aja masih ribut gak cukup. Sekarang harus berbagi. Semakin kurang lah. 24 jam sehari aja kadang nilai ulangan masih ada yang dapet 3. Wahahaha (guebanget).
Dream is something to fight for. Dream will always be dream if you say it is and not willing to reach it. "Ah udahlah, mimpi gue mah terlalu muluk. Not gonna happen." Kalau dari diri kita sendiri aja udah ngga ada kemauan, cita-cita dan mimpi kita itu gak akan nyamperin sendiri. Mereka akan semakin tinggi, setinggi imajinasi manusia. Cita-cita cuma bisa dicapai dengan dikejar, diusahakan. Ga ada yang mustahil selama kita mau berjuang demi apa yang kita inginkan. Life is about choice. To count your troubles or to count your blessings each day of your life. Kalau diliat troubles nya doang, jelas hidup kita miserable. And vice versa.
Gue sih kalau diajak merid sekarang, em... well.... NO. Gue belom punya duit cukup, belom punya rumah, belom punya mobil. Dari suami aja? What? Terus apa bedanya gue sama cewe-cewe yang kawin sama ngkong-ngkong demi harta warisan? Ga. Gue harus mandiri. Gue harus bisa tunjukkin, gue cewe yang bisa membanggakan buat keluarga gue, temen gue, dan buat calon suami gue. One day, they all will be proud to have me as a part of their life. Tinggal di rumah ortu atau di rumah mertua aja. IT'S A FUCKING BIG NO. Itu bukan rumah gue. Bukan hasil gue. Ga bisa dong selamanya gue bergantung sama orang tua. Bukan berarti gue gamau deket sama ortu atau (calon) mertua. I only want my own house, my own home. Place where I could enjoy laying on my couch in front of the TV, eating all the potato chips without anyone looking at me disgustingly. Dan gue yakin itu ga mungkin terjadi kalau di PMI alias pondok mertua indah. Bahkan di rumah orangtua sendiri pun pasti masih kena omel. Hahaha.
Perhitungkan sisa waktu yang kita miliki, apakah masih cukup? Atau udah mepet? Kalau udah mepet, DO NOT GIVE UP. EVER. Work harder, create bigger. Bukannya langsung "Ah udah ga keburu lah ini mah, ga usah aja... Not gonna happen". Ya makin sempit lah waktunya.
Kalau Anda-Anda sekalian masih seumur saya, terutama yang cewe-cewe, dan udah ditodong merid sama pacar, think about it real good. Siapkah Anda? Benarkah Anda udah ga punya cita-cita lagi untuk dikejar atau dicapai bahkan setitik pun? Selama masih bisa ditunda, manfaatkan waktu penundaan itu buat create something bigger. So one day you'll have a story to tell to your kids, that ends with: "Mum never regrets living this life. Everything is so perfect since it all begins".
OH LOOK. It's eleven o'clock. Time to sleep. Segitu dulu, I'm just sharing what I thought. Gak nyalahin mereka yang merid muda koq, itu kan pilihan. Saya udah bilang, life is about choice. Kalau memang pengen merid muda karena punya tujuan lain, kenapa ngga? Gitu..
Well, see you in the next post. Maybe about Valentine which will begin in 4 days. Prepare yourself for the love event of the world :)
P.S. Happy for my friend who's going to deliver her baby in 4 to 5 months. Must be a cute baby! XD
Sebelum semakin terlambat, okay, Happy New Year 2012! Too late? better than never lah. Semoga ini bukan terakhir kalinya gue mengucapkan selamat taun baru. Banyak-banyaklah berdoa ya. Hehe..
Dan... Gue mulai sibuk... Sejak minggu kedua Januari 2012 kemaren gue udah dapet kerja... A whole day sit in front of PC, dealing with 3DsMax and Unity. Oh mai gawd. But I love it. Not under pressure, great friends, lab rats (LOL), and great boss. Minggu pertama gue kerja, bos tiba-tiba dateng ke kantor bawa es krim Magnum sekresek buat seruangan. MY BOSS IS THE BEST!! :D
Wait, sebetulnya entry ini bukan tentang itu. Entry kali ini murni dari otak gue ya, gak usah dianggap yang nggak begini tu orang bodoh. Bahahahak. Gak kaya gitu koq, gue cuma mengutarakan isi otak gue.
EARLY MARRIAGE
Why I do this? Karena. tadi siang gue mengutarakan pikiran gue tentang early marriage, and apparently some guys like it. One even favorited it ^_^;; Apa yang gue tulis? Nih.
Yup. That's what I think about early marriage. Kenapa? OMG. Please, ini jaman modern. Kita cewe-cewe tu udah waktunya berkarya. Bukan cuma berkarya di dapur (Sorry, too much 9gag). Dan perkawinan dini itu menghambat. Bener deh. Coba, kalau misalkan kita udah merid di usia 23 aja, kita dapet beasiswa sekolah lagi keluar negri, sukur kalau suami mendukung, tapi kalo ternyata misua ga setuju? Padahal beasiswa ini udah kita impi-impiin dari jaman pharaoh Ramses II masih dagang lotek. One to die for. Tapi suami gak setuju. Nah loh? Sekarang statusnya udah suami, udah kodratnya aja istri hormat sama suami. Kalau kita kabur gak menggubris suami, apa kata tetangga? Istri gelo, ceunah teh.
Belum kalau ternyata sudah ON THE WAY -- if you know what I mean -- semakin sulit lah mencapai cita-cita. Kalau udah brojol, harus urus suami terus urus anak. Apakah kita masih punya waktu untuk mengejar cita-cita? Ngurus bayi dan suami itu bukannya butuh waktu indomie, gak instan. Mana kalau anak bangun midnait nangis-nangis minta susu. Kebangun di tengah malam atau subuh-subuh dan ga bisa tidur untuk beberapa saat itu bikin badan cape berkali lipat.
Itu baru baby... Belum kalau suami minta jatah. Nah loh. Capenya berkalikalikalikalikali lipat. Mengejar cita-cita? Mana sempat~! *ala iklan E*ergen banget*
Gue punya cita-cita suatu saat nanti gue bisa jadi make-up artist buat idol gue.
Kenapa? Gue pengen cubit-cubit pipi mereka atau jambak-jambak rambut mereka tanpa rasa berdosa. Ya gak dicubit atau dijambak beneran sih, paling di-jembew atau di-acak-acak. Hehe. Buat gue, ini adalah goal yang harus gue usahakan. Gue mulai kerja buat nabung demi cita-cita gue ini. Jadi MUA pas udah tua? Kalau gue emang berkualitas, kenapa ngga? Gue suka liat di TV, para MUA yang namanya gede-gede itu rata-rata usia 40an. And still fabulous. Tipuan makeup? Jangan munafik, semua orang suka liat orang cantik. Mungkin cowo-cowo ada yg bilang, "gue lebih suka cewe ga dandan! natural!". Well it's not only you judging. Other people also. Si cewe juga pasti senang dong kalau dia dibilang cantik sama banyak orang? Yang senang memang cewe nya. Tapi ya mgkn it's all worth all her efforts. Dan sebetulnya, makeup itu kalau dipake dengan benar, it's defining your beauty. Not covering your whole fucking face and transform it into another face. Kecuali lo pake foundation dan bedaknya pake sekop, ya itu sih laen cerita.
Kenapa MUA? One day, ada acara di Style Channel, How Do I Look (recommended for girls!), kliennya itu kalau kemana-mana selaluuuuu pake face paint di sebelah mukanya, gambar tengkorak. Always.
Sampe tunangannya nunda-nunda perkawinan mereka karena beda pendapat soal perfect wedding. Si cowo pengen all white, sementara si cewe half-skull ini pengen all black. Black veil, fish net, skull paint. Ya si cowo nya ga mau lah, padahal mereka udah tunangan lima taun. Waktu ditanya, kenapa sih selalu pake face paint kaya gitu? "I don't like my face. I hate it."
Hal itu yang bikin gue makin cinta sama makeup. Pengen bikin orang mencintai diri mereka apa adanya. Ngasih yang terbaik dari gue supaya mereka bisa cinta sama muka mereka sendiri, sama diri sendiri. Dan gue yakin make-up itu membantu. Makanya gue pengen banget jadi MUA.
Balik ke topik early marriage. Sebetulnya kalau lo sudah gak punya cita-cita yang pengen dicapai, atau desperately looking for someone to be married to, silakan. Gue gak bilang early marriage itu haram atau bodoh. Perfect early marriage only happens on K-drama, J-drama, anime, or manga. Karena itu semua cuma rekayasa. Gak selalu seindah itu.
Early marriage is an obstacle. Kenapa sih harus married muda? Karena bonyok juga dulu married umur 23? 24? Atau bahkan 20? Oh mai gawd. This is already third millenium, taun 2012. Bonyok lu merid jaman abad 19 bo, sadar, sadar. Jaman emansipasi belum sekuat sekarang. Jaman anggapan cewe tu gausa sekolah tinggi-tinggi, nanti juga ujung-ujungnya berakhir di ranjang dan di dapur. Itu jaman dulu, bruh. Sekarang? Cewe-cewe udah banyak yang maju. Jadi presiden, menteri, duta negara, penerima nobel award, dll dsb dst dsj. Semua itu butuh otak, perjuangan, kemauan, dan WAKTU. Waktu inilah yang gak akan bisa sebebas itu kalau sudah merid. Right? Half of your life has to be shared with your beloved husband, to create a great communication, great relationship, and deeper love. Time to share? Half your time. Kadang kita sehari 24 jam aja masih ribut gak cukup. Sekarang harus berbagi. Semakin kurang lah. 24 jam sehari aja kadang nilai ulangan masih ada yang dapet 3. Wahahaha (guebanget).
Dream is something to fight for. Dream will always be dream if you say it is and not willing to reach it. "Ah udahlah, mimpi gue mah terlalu muluk. Not gonna happen." Kalau dari diri kita sendiri aja udah ngga ada kemauan, cita-cita dan mimpi kita itu gak akan nyamperin sendiri. Mereka akan semakin tinggi, setinggi imajinasi manusia. Cita-cita cuma bisa dicapai dengan dikejar, diusahakan. Ga ada yang mustahil selama kita mau berjuang demi apa yang kita inginkan. Life is about choice. To count your troubles or to count your blessings each day of your life. Kalau diliat troubles nya doang, jelas hidup kita miserable. And vice versa.
Gue sih kalau diajak merid sekarang, em... well.... NO. Gue belom punya duit cukup, belom punya rumah, belom punya mobil. Dari suami aja? What? Terus apa bedanya gue sama cewe-cewe yang kawin sama ngkong-ngkong demi harta warisan? Ga. Gue harus mandiri. Gue harus bisa tunjukkin, gue cewe yang bisa membanggakan buat keluarga gue, temen gue, dan buat calon suami gue. One day, they all will be proud to have me as a part of their life. Tinggal di rumah ortu atau di rumah mertua aja. IT'S A FUCKING BIG NO. Itu bukan rumah gue. Bukan hasil gue. Ga bisa dong selamanya gue bergantung sama orang tua. Bukan berarti gue gamau deket sama ortu atau (calon) mertua. I only want my own house, my own home. Place where I could enjoy laying on my couch in front of the TV, eating all the potato chips without anyone looking at me disgustingly. Dan gue yakin itu ga mungkin terjadi kalau di PMI alias pondok mertua indah. Bahkan di rumah orangtua sendiri pun pasti masih kena omel. Hahaha.
Think about your life. Marriage is nothing like going out or one night stand. You are going to spend the rest of your life with your spouse. Think about it really good before you decide to walk down the aisle and say "I do".
Perhitungkan sisa waktu yang kita miliki, apakah masih cukup? Atau udah mepet? Kalau udah mepet, DO NOT GIVE UP. EVER. Work harder, create bigger. Bukannya langsung "Ah udah ga keburu lah ini mah, ga usah aja... Not gonna happen". Ya makin sempit lah waktunya.
Tighter deadline = more work = more effort ≠ giving up ≠ wasting time
Kalau Anda-Anda sekalian masih seumur saya, terutama yang cewe-cewe, dan udah ditodong merid sama pacar, think about it real good. Siapkah Anda? Benarkah Anda udah ga punya cita-cita lagi untuk dikejar atau dicapai bahkan setitik pun? Selama masih bisa ditunda, manfaatkan waktu penundaan itu buat create something bigger. So one day you'll have a story to tell to your kids, that ends with: "Mum never regrets living this life. Everything is so perfect since it all begins".
OH LOOK. It's eleven o'clock. Time to sleep. Segitu dulu, I'm just sharing what I thought. Gak nyalahin mereka yang merid muda koq, itu kan pilihan. Saya udah bilang, life is about choice. Kalau memang pengen merid muda karena punya tujuan lain, kenapa ngga? Gitu..
Well, see you in the next post. Maybe about Valentine which will begin in 4 days. Prepare yourself for the love event of the world :)
Happy-Almost-Valentine! :) |
P.S. Happy for my friend who's going to deliver her baby in 4 to 5 months. Must be a cute baby! XD
Wrote by Karin